Ketika aku berjalan sendiri di tengah gelapnya
malam, aku mendengar suara jeritan dari seorang wanita,“tolong … tolong,“ aku
pun terkejut mendengar suara itu, karna dijalan yang aku lalui tak ada
siapa-siapa, dengan rasa penasaran. Aku mencari asal usul suara tersebut,
hingga aku melihat ada sebuah rumah yang terlihat tak terawat dan tak
berpenghuni, langkahku semakin mendekati kerumah itu dan suara itu pun semakin
terdengar ditelingaku, hingga akhirnya kulihat cahaya yang terpancar keluar
dari jendela yang tak bertirai. Aku pun terkejut ketika aku melihat seorang
wanita duduk diam dangan kedua tangannya yang diikat kebelakang tubuhnya,
wanita itu pun hanya bisa menangis dan meminta tolong, lalu aku berniat ingin
menolangnya dan aku mencari benda keras untuk memecahkan kaca jendela tersebut,
tetapi ketika aku menemukan benda untuk mecahkan kaca, aku melihat seorang
lelaki gagah dengan mengenakan pakaian serba putih menghampiri wanita itu, aku
pun tak jadi memecahkan kaca itu, karna lelaki itu terlihat sebagai suaminya
dan mungkin ini hanya masalah rumah tangga mereka saja. Tetapi … aku terkejut,
ketika lelaki itu mengeluarkan pisau yang tajam dari saku belakang celananya
dan wanita itu menjerit semakin keras, hingga dia memohon agar tak disakitinya,
lelaki itu pun semakin asyik memainkan pisaunya diatas kulit lembut wanita
itu,“ menangis-lah … dan merintihlah … karna aku tak akan cepat-cepat
membunuhmu,” aku pun terkejut ketika aku mendengar lelaki itu ingin membunuh
wanita tersebut, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, karna tubuhku yang tidak
terlalu besar dibanding dengan tubuh lelaki itu, mata-ku hanya bisa menatap dan
menyaksikan keadaan dirumah itu, lalu dia menggoreskan ujung pisau itu kepipi sebelah
kiri dan darah segar mengalir dari goresan pisau itu hingga membasahi baju yang
dikenakan sang wanita“ tolong … jangan bunuh aku “ wanita itu pun merintih
kesakitan dan meminta kepada lelaki itu agar tak membunuhnya. Lelaki itu tak
peduli dengan tangisan dan jeritannya, dia seperti menikmati permainan pisaunya
itu, dengan diiringi tangisan dan jeritan dari sang wanita tersebut, aku pun
semakin tak kuat melihatnya, ketika pisau itu menyayat leher wanita hingga
terlihat darah segar mengucur dari lehernya dan lelaki itu pun semakin liar
menyayat leher wanita itu hingga terputus dari tubuhnya dan kepala itu pun
ditarunya diatas meja, lalu lelaki itu pun pergi untuk mengambil sesuatu yang
berada di dalam lemari pendingin. aku semakin terkejut ketika terlihat potongan
– potongan organ tubuh yang berada di lemari pendingin itu, tak lama kemudia
dia kembali dengan membawa toples besar ditangannya dan menarunya diatas meja, lalu
dengan santai tanpa berdosa lelaki itu mencongkel kedua mata dari kepala
tersebut, hingga terlihat seperti bakso yang biasa aku makan. Aku pun menundukkan
kepala aku , karna rasa mual melanda diriku dan ketika aku kembali memandang
lelaki itu, tiba-tiba ... mata tajam lelaki itu terarah kepadaku yang saat itu
sedang memperhatikannya, aku pun bergegas berlari meninggalkan rumah itu,
tetapi ketika aku berlari aku mendengar suara “dor …” aku terjatuh ketanah,
kakiku terasa sakit dan tak bisa digerakkan karna terkena peluru yang
ditembakkan lelaki itu kearahku, tetapi aku coba bangkit kembali dan terus
berlari meskipun terasa berat dikaki sebelah kanakku dan aku tak mau menjadi
korban selanjutnya dari kebiadaban lelaki itu, hingga akhirnya aku melihat desa
terdekat dan aku harus bergegas sampai disana dan meminta tolong warga yang
berada disana, namun belum sampai aku disana terdengar suara motor dari
kejauhan dan rasa takut-ku semakin menjadi-jadi, ketika pembunuh itu berteriak
dengan nada keras,“berlarilah yang jauh, karna aku akan selalu ada dibelakangmu,“
lalu tiba-tiba lengan kananku seperti tersayat benda tajam dan tubuhku yang
lemah pun terjatuh lagi ketanah untuk kedua kalinya, tetapi saat ini aku benar-benar
tak berdaya dibuatnya dan aku hanya bisa merangkak menjauh dari lelaki itu,
karna dia turun dari kendaraannya dan menghampiri aku dengan membawa samurai
yang teramat panjang dan tajam ”tolong … tolong …“ ,jeritku meminta tolong,
karna kali ini aku benar-benar merasakan ketakutan, “menangis dan menjeritlah
jika kamu takut, karna nanti kamu tak akan bisa menangis dan menjerit lagi,”
aku pun semakin takut mendengar celoteh yang keluar dari mulut lelaki itu, lalu
aku pun berkata “mungin ini, hari terakhirku Tuhan, dan jika lelaki ini
malaikat yang kau kirim untukku, aku akan ikhlas dengan semua ini,” lelaki itu
pun menggenggam samurai itu dengan kedua tangannya dan samurai itu tepat berada
diatas tubuhku, tatap … ketika lelaki itu ingin membunuhku, terdengar suara
gaduh dan ricuh dari warga yang mendatangiku, lelaki itu pun, pergi
meningglkanku dan warga mengejar lelaki itu, warga yang lain segera mambawaku
kerumah sakit terdekat, karna luka yang kuderita.aku pun menceritakan semua
yang terjadi dan yang aku lihat dirumah itu pada warga dan polisi yang
menayaiku dirumah sakit. Hingga keesokan
harinya aku mendengar kabar rumah itu telah diperiksa oleh polisi dan tersangka
sudah tertangkap dengan barang bukti, terdapat beberapa potongan organ tubuh
manusia yang akan di perjual belikan dan terungkap sudah kisah malam jum'at
klewon yang ternyata adalah ulah pembunuh yang selalu membunuh ketika malam
jum'at kliwon, karna menurut pembunuh itu, malam jum'at kliwon waktu yang pas
dan semua orang yang melintas dirumah itu akan takut dan tak akan ada yang
datang kesana.
selesai.